Jupiter Europa Es Memiliki Uap Air, Tapi Di Belahan Bumi, Hubble NASA Menemukan Bukti

New Delhi: Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA telah menemukan bahwa bulan es Jupiter, Europa, mengandung uap air yang persisten. Namun, yang mengejutkan, bukti ini hanya ditemukan di belahan bumi.

Europa memiliki permukaan es, di mana mengalir lautan luas. Laut dapat memberikan kondisi yang menguntungkan untuk mendukung kehidupan. Pengamatan ini sangat penting karena para astronom sekarang lebih memahami atmosfer bulan-bulan es.

Juga, misi masa depan dapat dikirim ke sistem Jovian, yang berjarak setengah miliar mil dari matahari, untuk mengeksplorasi apakah lingkungan yang jauh dari matahari cocok untuk mendukung kehidupan.

Hasil studi baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters.

Pemandangan uap air sebelumnya di atas Eropa

Hubble menangkap gambar gumpalan yang meledak melalui es di Eropa pada tahun 2013. Pengamatan uap air ini mirip dengan geyser di Bumi, menurut NASA. Namun, bulu-bulu itu tercatat memanjang lebih dari 60 mil. Tekanan yang diberikan oleh gumpalan uap air di atmosfer Eropa adalah sepersejuta dari tekanan permukaan atmosfer bumi.

Bagaimana penemuan baru itu berbeda?

Pengamatan Hubble dari tahun 1999 hingga 2015 menunjukkan uap air di atas Eropa, tetapi temuan baru mengungkapkan bahwa uap air tersebar di area yang lebih luas dari sebelumnya. Ini menunjukkan fakta bahwa uap air telah menjadi konstan di Eropa untuk waktu yang lama. Bagian Europa yang selalu berlawanan dengan arah geraknya di sepanjang orbitnya adalah belahan belakang Bulan, dan di belahan inilah terlihat uap air. Para ilmuwan belum memahami alasan asimetri antara belahan anterior dan posterior.

Baru-baru ini, Lorenz Roth dari Royal Institute of Technology, Space and Plasma Physics di Swedia menggunakan teknik yang mengarah pada penemuan uap air di Ganymede, bulan lain Jupiter. Ketika teknik ini digunakan untuk menganalisis arsip gambar dan spektrum Hubble, penemuan baru terjadi di atmosfer Eropa.

Roth mengatakan ada pemahaman yang berkembang tentang atmosfer bulan es karena pengamatan uap air di Ganymede dan di belahan Eropa berikutnya, menurut sebuah pernyataan dari NASA. Namun, tambahnya, kelimpahan air yang mengendap di Europa bahkan lebih menarik karena suhu permukaan Europa lebih rendah dari suhu permukaan Sungai Ganymede. Suhu permukaan yang lebih rendah cenderung menyebabkan kondensasi uap air.

Suhu di Eropa melebihi -260 derajat Fahrenheit. Permukaan Europa 60 derajat Fahrenheit lebih dingin dari Ganymede karena yang pertama memantulkan lebih banyak sinar matahari daripada yang terakhir. Alasan lain pengamatan baru yang mengejutkan adalah bahwa air es berubah langsung dari padat menjadi uap tanpa berubah menjadi fase cair, meskipun suhunya lebih rendah. Fenomena ini dikenal sebagai sublimasi, dan telah diamati di Eropa serta Ganymede.

Bagaimana studi dilakukan?

Roth memilih pengamatan ultraviolet Eropa dari kumpulan data arsip Hubble untuk tahun 1999, 2012, 2014, dan 2015, saat bulan berada di posisi orbit yang berbeda. Spektrometer pencitraan Hubble Space Telescope (STIS) digunakan untuk melakukan pengamatan ini. Oksigen adalah komponen air, dan menggunakan pengamatan ultraviolet SITS, Roth menentukan kelimpahan oksigen di atmosfer Eropa. Deduksi keberadaan uap air dengan menafsirkan kekuatan emisi pada panjang gelombang yang berbeda.

Mengapa penemuan itu penting?

Penemuan ini penting karena akan membantu penyelidikan di masa depan untuk melakukan penelitian yang lebih luas di Europa. Misi Europa Clipper NASA dan misi Jupiter Icy Moons Explorer Badan Antariksa Eropa adalah beberapa contoh dari sensor tersebut. Para astronom juga dapat memperoleh petunjuk tentang planet mirip Jupiter di sekitar bintang lain di Bima Sakti dengan pemahaman yang tepat tentang pembentukan dan evolusi Jupiter dan bulan-bulannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *