Mahkamah Agung menunda sidang hingga Kamis;  Presiden menulis surat kepada EC untuk mengumumkan tanggal pemilihan

Mahkamah Agung menunda sidang hingga Kamis; Presiden menulis surat kepada EC untuk mengumumkan tanggal pemilihan

yang diklaimnya setelah mengambil crores rupee. “Jika negara musuh membeli 23-30 orang (legislator) dengan PR 10-15 miliar, itu dapat mengirim pulang pemerintah terpilih. Jika India memutuskan untuk menggulingkan pemerintah di Pakistan hari ini, ia dapat melakukannya hanya dengan 10-15 miliar PR, katanya. Tampak marah oleh orang-orang partai ini karena menyerah pada titik ini, Khan menyebut mereka “pengkhianat” dan mendesak pejabat partainya untuk memberi mereka pelajaran dalam pemilihan mendatang.

Mahkamah Agung Pakistan telah meminta catatan sidang Majelis Nasional tentang mosi tidak percaya yang diajukan terhadap Perdana Menteri Imran Khan sebelum menunda sidang sampai Rabu, memperpanjang krisis politik dan konstitusional di negara itu. Pada hari kedua sidang hari Selasa, pengadilan memerintahkan pemerintah untuk membuat catatan persidangan di Majelis Nasional setelah pihak oposisi mengajukan mosi tidak percaya.

Ketua Hakim Bandial mengatakan, pengadilan tidak ikut campur dalam urusan negara dan politik luar negeri dan hanya berusaha untuk menetapkan konstitusionalitas langkah-langkah yang diambil oleh Wakil Ketua untuk menolak mosi tidak percaya dan kemudian membubarkan Majelis Nasional. “Satu-satunya fokus kami adalah pada keputusan Wakil Ketua, prioritas kami untuk memutuskan masalah khusus ini,” kata Ketua Hakim Bandial seperti dikutip oleh surat kabar Express Tribune.

Pengadilan, tambahnya, tidak ikut campur dalam kebijakan negara atau luar negeri. “Kami tidak ingin terlibat dalam masalah politik.” Pengadilan tinggi ingin melihat apakah keputusan wakil ketua dapat ditinjau oleh bank, katanya, seraya menambahkan bahwa pengadilan hanya akan memutuskan legalitas tindakan pembicara. “Kami akan meminta semua pihak untuk fokus pada poin ini,” tambahnya.

Sementara itu, sekelompok pembangkang Pakistan pada hari Selasa menyatakan “keprihatinan dan keprihatinan” tentang situasi politik di Pakistan, dengan mengatakan bahwa “semua norma kesopanan, perilaku demokratis, etika parlementer dan penghormatan terhadap konstitusi” telah dibuang ke angin oleh pemerintah. oleh Imran Khan. Perdana Menteri Khan yang diperangi mengejutkan partai-partai oposisi pada hari Minggu dengan merekomendasikan pemilihan cepat setelah mosi tidak percaya terhadapnya ditolak oleh wakil ketua Majelis Nasional. Khan kemudian membujuk Presiden Pakistan Arif Alvi untuk membubarkan Majelis Nasional yang beranggotakan 342 orang sebelum masa jabatannya berakhir pada Agustus 2023.

Baca semua berita terbaru , Berita Terbaru dan Pembaruan langsung IPL 2022 Di Sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *