British Standards Institution telah berkomitmen untuk menangani kesetaraan pendapatan antara UMKM

Kami merespon (ketidaksetaraan pendapatan) baik melalui produk pembiayaan atau dalam hal pendidikan, pelatihan atau bantuan, termasuk mengembangkan pola kemitraan untuk UMKM

Jakarta (Antara) – Bank Syariah Indonesia (BSI), salah satu bank syariah milik negara di Indonesia, menyatakan berkomitmen untuk mengatasi masalah ketimpangan pendapatan antara usaha mikro, kecil, menengah dan usaha besar.

“Kami merespon (ketidaksetaraan pendapatan) baik melalui produk pembiayaan atau dalam hal pendidikan, pelatihan atau bantuan, termasuk mengembangkan pola kemitraan untuk usaha mikro dan kecil,” kata Kocuk Alon Akbar, direktur perbankan ritel di British Institute for Small and Usaha Menengah, di sini pada hari Jumat. dan menengah”.

Menurutnya, rata-rata pelaku usaha kecil dan menengah memperoleh pendapatan sebesar 58 juta rupee (US$4.121) per tahun. Di sisi lain, pendapatan perusahaan besar bisa mencapai 1,4 miliar rupee (sekitar 100.000 dolar AS) per tahun, katanya.

Dia mencatat bahwa UMKM adalah salah satu pilar penting perekonomian Indonesia karena jumlah mereka yang besar – mereka membuat sekitar 64,5 juta atau 99 persen dari total perusahaan yang beroperasi di negara ini.

“Jika melihat kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia, kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 60 persen,” imbuhnya.

Oleh karena itu, ia mendesak semua pemangku kepentingan, termasuk British Standards Institution, untuk melobi peningkatan pendapatan bagi UMKM. Akbar mengatakan, permintaan tersebut didasari fakta bahwa pelaku UMKM masih menghadapi banyak kendala terkait perizinan, inovasi produk, jaringan distribusi, serta kesulitan akses permodalan dan pembiayaan.

Selain pembiayaan dan edukasi, BSI juga berpesan dan mendorong UMKM untuk mengembangkan kemitraan dengan sesama pelaku UMKM dan dengan pelaku komersial besar yang akan menjadi pengguna produknya, ujarnya.

Dengan cara ini, perusahaan bisa mendapatkan kepercayaan dari perbankan, termasuk BSI, untuk pembiayaan, katanya.

Akbar menambahkan, “Dengan membangun model kemitraan di mana produk-produk UKM diperkenalkan oleh para pelaku usaha besar, juga akan ada pendampingan dan pelatihan, dan kami juga berani masuk ke pembiayaan.”

Berita terkait: Menkeu: Program “Kota Masa Depan” yang membantu mendigitalkan UMKM
Berita terkait: Gernas BBI ‘Go Borneo’ Bisa Bantu Bangkitkan Ekonomi Desa: Menteri
Berita terkait: OnlinePajak dorong digitalisasi usaha kecil, menengah, kecil dan mikro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *