Protokol kesehatan pencegahan terbaik – Sab, 17 Oktober 2020

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyerukan kerja sama yang komprehensif baik dari pemerintah maupun masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan, sehingga tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaannya tanpa mempertaruhkan nyawa.

“Bukan hanya masyarakat, tapi kami juga ingin pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah terselesaikan jika tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan, “kata Wakil Ketua Tim Mitigasi IDI Ari Kusuma Januarto dalam keterangannya, Kamis.

Dia mengungkapkan bahwa 136 dokter di negara itu telah meninggal karena COVID-19 setelah empat dokter meninggal dunia karena penyakit pernapasan pekan ini.

Ada sembilan dokter yang meninggal karena penyakit selama dua minggu pertama bulan Oktober. Dokter yang meninggal itu termasuk 71 dokter umum, 63 dokter spesialis dan dua dokter residen dari 18 provinsi dan 66 kota dan kabupaten, katanya.

Jawa Timur mencatat angka kematian COVID-19 tertinggi di antara dokter dengan 32, diikuti oleh Sumatera Utara 23, Jakarta 19, Jawa Barat 12 dan Jawa Tengah 9.

The remaining doctors died in South Sulawesi, Bali, South Sumatra, South Kalimantan, Aceh, Riau, East Kalimantan, the Riau Islands, Yogyakarta, West Nusa Tenggara, North Sulawesi, Banten and West Papua.

Ari menambahkan, angka kematian tenaga medis Indonesia semakin memprihatinkan.

“Ratusan pekerja medis di seluruh negeri meninggal karena COVID-19. Ini situasi yang sangat kritis dalam kesehatan masyarakat, ”ujarnya. “Setiap tenaga kesehatan berhak untuk merasa aman selama bekerja. Pemerintah dan masyarakat harus terus bekerjasama untuk menegakkan protokol kesehatan, ”tambah Ari.

Secara terpisah, Rabu, pakar Satgas Covid-19 Nasional, Dewi Nur Aisyah, mengatakan kompas.com bahwa disiplin dalam memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik adalah satu-satunya cara masyarakat dapat berkontribusi untuk memutus rantai penularan COVID-19. ”

READ  Orang Terkaya di Indonesia (12 Mei 2023)

Sedangkan bagian pemerintah memaksimalkan pengujian, penelusuran dan perawatan dengan memastikan kapasitas rumah sakit dan sumber daya manusia.

Ketua Tim Pedoman dan Protokol Kesehatan Tim Penanggulangan IDI, Eka Ginanjar mengatakan, masih banyak orang yang terkesan setengah hati dalam mematuhi aturan kesehatan, misalnya dengan meletakkan masker di bawah dagu, berkumpul tanpa memakai masker, jarang mencuci. tangan mereka, tidak berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah dan banyak lagi.

“Saat ini orang yang terinfeksi COVID-19 tidak ada atau hanya menunjukkan gejala ringan [and] belum pernah dites COVID-19 melakukan aktivitas di luar rumah, mengabaikan protokol kesehatan dan menularkan virus kepada orang rentan lainnya, ”kata Eka.

Eka menambahkan, virus itu menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan menelan banyak korban dengan cepat.

“Perlu diketahui, meski kebanyakan orang asimtomatik atau memiliki gejala ringan, virus tidak bisa terbang sendiri, tapi manusia membawanya kemana-mana. Dan sampai vaksin yang efektif dan aman ditemukan, tidak ada pencegahan yang lebih baik selain mematuhi protokol kesehatan – untuk keselamatan Anda sendiri, dan untuk orang di sekitar Anda, orang yang Anda sayangi, kerabat, rekan kerja, dan masyarakat Anda. “(Aly )

Catatan Editor: Artikel ini adalah bagian dari kampanye publik oleh satuan tugas COVID-19 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pandemi.

Periode premi Anda akan kedaluwarsa dalam 0 hari

tutup x

Berlangganan untuk mendapatkan akses tak terbatas Dapatkan diskon 50% sekarang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *