Kamboja dan 5 negara lainnya mendukung upaya Indonesia menjadi tuan rumah APG ke-11

Kamboja dan lima negara lain di kawasan itu telah mendukung upaya Indonesia menjadi tuan rumah Asean Para Games (APG) ke-11.

Pada hari Selasa, Dewan Gubernur (BoG) dari Asean Para Sports Federation (APSF) untuk sementara menyetujui tawaran Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertemuan atlet cacat fisik terbesar dan paling bergengsi di Asia Tenggara.

APSF adalah organisasi pendukung APG.

Filipina, Vietnam, Laos, Myanmar dan Thailand juga mendukung Indonesia, dengan Malaysia memberikan satu-satunya perbedaan pendapat.

Singapura, Brunei, dan Indonesia tidak hadir atau tidak ikut dalam pemungutan suara.

Acara itu dijadwalkan akan diadakan bersamaan dengan Pesta Olahraga Asia Tenggara 2021 di Vietnam tahun lalu. Karena pandemi Covid-19, Vietnam memutuskan untuk menunda SEA Games berikutnya hingga Mei 2022. Vietnam kemudian menyatakan bahwa mereka tidak dapat menjadi tuan rumah APG ke-11, mendorong APSF untuk mencari tempat lain.

Menurut laporan media internasional, APG edisi ke-10, yang seharusnya berlangsung di Filipina pada 2019, juga dibatalkan karena berbagai alasan.

Namun, Indonesia masih perlu mendapatkan persetujuan dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) sebelum dapat menjadi tuan rumah APG ke-11.

Terungkap bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara yang mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah acara tersebut.

Tahun lalu, Indonesia, bersama dengan Thailand dan Korea Utara, dilarang oleh WADA menjadi tuan rumah turnamen regional, kontinental, dan dunia karena “gagal menerapkan program pengujian yang efektif”.

Yi Veasna, Sekretaris Jenderal Komite Paralimpik Nasional Kamboja (NPC), mengatakan Indonesia memiliki waktu satu bulan untuk menyelesaikan masalah dengan WADA. Veasna memimpin rapat BoG APSF.

Negara berpenduduk 273 juta jiwa itu hanya bisa menjadi tuan rumah jika Badan Anti-Doping Indonesia mematuhi aturan WADA.

“Oleh karena itu, BoG Indonesia telah menetapkan batas waktu 15 Februari untuk menyelesaikan masalah tersebut dan pada akhirnya memastikan deklarasi ketidakpatuhan WADA dicabut,” kata Presiden APSF Osoth Bhavilai kepada situs olahraga. insidethegames.biz.

“BoG akan menggelar rapat khusus pada 17 Februari untuk membahas dan memastikan semua persyaratan, termasuk prosedur ketat Covid-19, dipenuhi sebelum Indonesia resmi diumumkan sebagai tuan rumah Asean Para Games ke-11,” tambahnya.

Presiden Komite Paralimpiade Filipina Michael Barredo seperti dikutip dalam laporan media Filipina mengatakan bahwa Asean Para Games harus dimajukan. Barredo juga merupakan anggota APSF.

“Dua pembatalan berturut-turut di Manila dan Hanoi akan menjadi pukulan yang sangat serius bagi perkembangan olahraga para di kawasan Asia Tenggara dan akan sangat mengurangi semangat para atlet para Asean kami,” katanya. Penanya Harian Filipina.

Malaysia menjadi tuan rumah Asean Para Games ke-9 pada 2017.

“Kami senang Indonesia telah menawarkan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade dan sekarang sedang berupaya agar penangguhannya dicabut oleh WADA,” tambahnya.

Indonesia telah mengusulkan untuk mengadakan acara dari 20-31 Juli di kota Solo (Surakarta). Solo juga pernah menjadi tuan rumah acara ini sebelas tahun lalu.

Pertandingan tersebut akan mencakup 13 disiplin ilmu, termasuk panahan, atletik, judo, renang, bulu tangkis, tenis kursi roda, dan tenis meja, menurut penyelenggara.

Persiapan untuk acara sedang berlangsung, menurut NPC Presiden Indonesia Senny Marbun.

Veasna mengatakan partisipasinya akan sangat membantu, terutama Kamboja yang akan menjadi tuan rumah Asean Para Games berikutnya. Pembatalan sebelumnya ditemukan sangat berdampak pada pelatihan dan kesiapan banyak atlet penyandang cacat.

“Atlet, ofisial, dan ofisial teknis kita akan banyak belajar dari Asian Games. Ini akan menjadi capacity building bagi mereka dan membantu kami mempersiapkan diri untuk Asean Para Games ke-12,” tegasnya.

APG ke-12 adalah pertama kalinya Kamboja menjadi tuan rumah acara ini. Malaysia, Myanmar dan Singapura masing-masing menjadi tuan rumah edisi 2009, 2014 dan 2015.

Kamboja telah berjanji untuk menyelenggarakan Asean Para Games yang “lebih besar, lebih baik, dan lebih besar” pada 2023, media lokal melaporkan. Thailand, Laos dan Brunei akan menjadi tuan rumah acara yang sama masing-masing pada tahun 2026, 2027 dan 2029.

Indonesia telah menjadi tuan rumah beberapa acara Paralimpiade di masa lalu, termasuk APG ke-6 di Solo pada 2011 dan Asian Para Games 2018 di Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *