Ini akan mendukung upaya Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan: Asian Development Bank

ADB akan sepenuhnya mendukung Indonesia melalui pengetahuan dan kemitraan dalam operasi sektor swasta dan kedaulatan ADB.

Jakarta (Antara) – Presiden Asian Development Bank Masatsugo Asakawa turut andil dalam upaya Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“ADB akan mendukung penuh Indonesia melalui pengetahuan dan kemitraan dalam operasi sektor swasta dan kedaulatan ADB,” katanya pada Konferensi Perubahan Iklim Internasional (ICCC) di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan bahwa salah satu cara Bank Pembangunan Asia akan mendukung upaya Indonesia untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah dengan membiayai pembangkit listrik berbasis energi hijau untuk membantu mencapai ekonomi rendah karbon.

Dia mengatakan Asian Development Bank bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam mendukung pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan, sejalan dengan rencana penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara.

Berita terkait: BI melihat ekonomi global tumbuh 5,8% pada 2021

“Kami juga sudah menyiapkan pembiayaan untuk proyek geothermal dan solar,” tambahnya.

Bank yang berbasis di Manila itu juga mengatakan akan mendukung rencana peningkatan penerbitan obligasi hijau berkelanjutan, sekaligus mendorong perusahaan listrik milik negara PT Perusahaan Listrak Negara (PLN) untuk segera mulai menerbitkan obligasi tersebut.

“Kami juga berencana mendirikan pusat ekonomi biru di wilayah Indonesia,” kata Asakawa.

Ia juga menyatakan dukungan ADB terhadap rencana pemerintah Indonesia untuk memperkenalkan pajak karbon dengan mengamandemen Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Berita terkait: Menkeu serukan percepatan investasi di tengah pertumbuhan ekonomi

Di sisi lain, Wakil Menteri Keuangan RI Suhasil Nazara mengatakan Indonesia telah mengalokasikan 4,1 persen APBN untuk perubahan iklim setiap lima tahun terakhir.

Dia mencatat bahwa alokasi anggaran tersebut sama dengan sepertiga dari anggaran perubahan iklim untuk mencapai tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2030.

“Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya meningkatkan (keuangan), tetapi juga melibatkan kemitraan dengan sektor swasta dan sektor lain untuk menghasilkan sumber daya yang kuat,” tambahnya.

Dia mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen melalui pembiayaan sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030.

Perubahan iklim sudah kami masukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, tambahnya.

Berita terkait: Pemulihan ekonomi nasional mencapai Rp 277,36 triliun

Berita terkait: Vaksinasi pelaku UMKM digital di Indonesia mendapat pujian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *