Indonesia optimis akan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih awal

JAKARTA: Indonesia optimis dapat memenuhi target nol emisi bersih pada tahun 2060 atau lebih awal, kata seorang menteri senior pada Selasa (27 Juli) setelah pemerintah mempresentasikan target iklim yang ditetapkan secara nasional kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Target bersih nol emisi yang baru setidaknya satu dekade lebih awal dari target 2070, kata Presiden Joko Widodo pada bulan Maret.

Sementara Indonesia telah mempertahankan tujuan utamanya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 41 persen pada tahun 2030 dengan bantuan internasional, negara tersebut telah memperbarui langkah-langkah adaptasinya dan memasukkan strategi jangka panjang baru untuk pembangunan rendah karbon dalam dokumen yang diserahkan ke PBB terakhir kali. minggu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan pada seminar virtual pada hari Selasa bahwa ia optimis bahwa Indonesia, penghasil gas rumah kaca terbesar kedelapan di dunia, dapat mencapai emisi nol bersih dalam 50 tahun.

BACA: Komentar: Mungkinkah Netralitas Karbon Bagi Indonesia yang Kecanduan Batubara?

“Saya tidak ragu. Kami dulu menetapkan target 2070, tetapi sekarang, setelah diskusi intensif kami dengan John Kerry, kami menargetkan 2060 atau lebih awal,” kata Luhut, merujuk pada komisioner iklim AS.

Di sektor energi, pemerintah berencana untuk memotong batu bara, minyak dan gas pada tahun 2060 dan memenuhi 85 persen kebutuhan energinya dari sumber terbarukan dan sisanya dari energi nuklir, menurut dokumen yang dipresentasikan Luhut pada seminar tersebut.

Indonesia, pengekspor batu bara uap terbesar dunia, saat ini mendapatkan 60 persen energinya dari batu bara.

Menurut Luhut, Indonesia juga sedang menjajaki penggunaan energy storage dan teknologi hydrogen fuel cell.

Pembangkit listrik tenaga air besar (PLTA) di Kalimantan Utara diharapkan mulai dibangun pada Oktober untuk mendukung kontribusi energi terbarukan, tambah Luhut.

Sementara Indonesia telah mengurangi deforestasi ke tingkat terendah dalam satu dekade pada tahun 2020, Tjokorda Nirarta Samadhi, direktur World Resources Institute Indonesia, mengatakan harus meningkatkan upaya untuk mengatasi krisis iklim.

“WRI merekomendasikan Indonesia untuk berkomitmen sebelum COP26 pada bulan November untuk tidak berinvestasi pada pembangkit listrik tenaga batu bara baru dan tidak mencapai deforestasi yang dikombinasikan dengan reboisasi yang signifikan pada tahun 2030,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021, juga dikenal sebagai COP26, akan berlangsung di Glasgow pada bulan November.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *