Indonesia cari investor untuk bantu bangun ibu kota baru – Xinhua

Indonesia cari investor untuk bantu bangun ibu kota baru – Xinhua

Orang-orang berfoto di atas langit Senayan Park di Jakarta, Indonesia, 23 Januari 2022. (Xinhua/Shu Chen)

Terbentang di atas lahan seluas 256.142 hektar di pulau terbesar kedua di Kalimantan, ibu kota baru Indonesia, Nusantara, telah menjadi tujuan baru bagi pemerintah daerah untuk menarik modal dan investasi baru guna meningkatkan perekonomian.

oleh Hayati Nupus

JAKARTA, 4 April (Xinhua) Pemerintah Indonesia mencari investor untuk membiayai mega proyek ibu kota barunya, Nusantara, dengan luas lahan 256.142 hektar di pulau terbesar kedua Kalimantan, berbatasan dengan Brunei dan Malaysia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjetan mengatakan, pembangunan tahap pertama proyek ini akan berlanjut hingga 2024, menambahkan bahwa proyek tersebut akan selesai sepenuhnya pada seratus tahun kemerdekaan negara pada tahun 2045.

Indonesia sedang menjajaki berbagai sumber pendanaan untuk mendanai mega proyek tersebut, antara lain menggunakan dana negara, menawarkan investasi kepada mitra di luar negeri, dan memobilisasi masyarakat untuk crowdfunding.

Investor dari berbagai negara ditawarkan untuk membangun pusat bisnis, kata Panjitan, dan kantor-kantor pemerintah akan dibangun menggunakan dana negara.

Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, proyek ini membutuhkan dana minimal Rp 501,56 triliun (sekitar 35 miliar dolar AS).

“Kami terbuka bagi siapa saja yang ingin datang (investasi),” kata Pandjitane, Rabu.

Sebuah foto yang diambil pada 23 Januari 2022 menunjukkan pemandangan kota di Jakarta, Indonesia. (Xinhua/Shu Chen)

Menkeu menyebut investor dari Uni Emirat Arab siap menanamkan modalnya melalui sovereign wealth fund.

“Abu Dhabi telah mengkonfirmasi akan menginvestasikan 20 miliar dolar AS,” katanya. Kita lihat saja berapa investasinya.”

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Nusantara ketika Panjitan mengunjungi Riyadh pada awal Maret, dan investor dari Timur Tengah juga tertarik untuk menginvestasikan uangnya untuk memasok minyak mentah, bakau, dan terumbu karang di Indonesia.

Panjitan menambahkan, pertemuan lanjutan diharapkan dalam waktu dekat untuk mengetahui kemampuan dan teknologi masing-masing proyek.

Sebelumnya, SoftBank telah menyatakan niatnya untuk membiayai proyek modal baru, tetapi investor Jepang membatalkannya.

“SoftBank mengundurkan diri sejak sahamnya anjlok,” kata Panjitan.

Komitmen lain datang dari Asian Development Bank (ADB). Yayasan yang berbasis di Manila mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan membantu Indonesia merancang ibu kota barunya sebagai kota yang inklusif dan netral karbon, menilai potensi dampak lingkungan dan sosialnya, dan mengumpulkan dana dari pemerintah dan sumber swasta.

Peluang pendanaan bisa datang dari mana saja, termasuk dari masyarakat Indonesia yang ingin melakukan crowdfunding pembangunan fasilitas umum atau sosial, kata Kepala Badan Nasional Nusantara Ibu Kota, Bambang Susantono.

Susantono mencontohkan bagaimana sekelompok ekspatriat Indonesia mengusulkan untuk membangun rumah diaspora di ibu kota baru.

“Karena negara tidak akan membiayai pembangunan rumah tersebut, maka mereka berinisiatif melakukan crowdfunding untuk pembangunan rumah diaspora tersebut,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *