Swiss setuju untuk melarang burqa

Dalam referendum hari ini, Swiss mengiyakan untuk larangan burqa. 51 persen pemilih memilih larangan tersebut. Pemerintah telah menyarankan untuk memberikan suara menentang tindakan tersebut. Separuh dari mereka yang berhak memilih muncul untuk referendum.

Larangan burqa sudah berlaku antara lain di Belanda, Prancis, dan Austria.

Larangan itu sekarang harus dimasukkan dalam konstitusi dan berlaku di jalan, di restoran, dan di toko. Tempat ibadah adalah pengecualian.

Secara resmi, referendum itu tentang larangan menutupi wajah. Ini berarti, antara lain, para pengunjuk rasa juga tidak boleh menyembunyikan wajah mereka. Namun, penemu dan penyelenggara inisiatif tersebut tidak pernah merahasiakan bahwa tindakan tersebut ditujukan untuk wanita berjilbab.

Referendum melawan menara

Walter Wobmann adalah anggota SVP sayap kanan. Sebelumnya, dia berinisiatif melakukan referendum untuk melarang pembangunan menara masjid. Itu pun didukung oleh mayoritas pemilih.

Wobmann melihat menara dan pemakaian burqa dan niqab sebagai simbol dari “Islamisasi Swiss”. Sekitar 5 persen orang Swiss memiliki latar belakang Islam. Menurut perkiraan media, sekitar tiga puluh orang mengenakan niqab atau burqa. Para penentang larangan menuduh SVP mencoba membangkitkan suasana hati negatif terhadap Muslim.

Di Belanda, sudah ada larangan memakai penutup wajah di ruang publik sejak 1 Agustus 2019. Wajah harus terlihat di antara lembaga pendidikan, fasilitas perawatan, transportasi umum, dan gedung pemerintah, di antara tempat-tempat lain. Walikota Halsema dari Amsterdam sebelumnya mengatakan penegakan larangan itu bukanlah prioritas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *