Separatis di Papua Indonesia mengancam akan menembak sandera Kiwi jika dia menolak pembicaraan

Separatis di Papua Indonesia mengancam akan menembak sandera Kiwi jika dia menolak pembicaraan

Ditulis oleh Kate Lamb

JAKARTA (Reuters) – Dalam sebuah video baru yang dirilis oleh kelompok tersebut pada Jumat, pemberontak di wilayah Papua mengancam akan menembak seorang pilot Selandia Baru yang mereka sandera pada Februari jika negara-negara tersebut tidak memenuhi tuntutan mereka untuk memulai pembicaraan kemerdekaan dalam waktu dua bulan, Jakarta (Reuters)

Pejuang gerilya di Dataran Tinggi Tengah Papua, yang ingin membebaskan Papua dari Indonesia, telah menculik pilot Selandia Baru Kapten Philip Mehrtens setelah dia mendaratkan pesawat komersial di wilayah pegunungan Nduga.

Dalam sebuah video baru yang diposting pada hari Jumat, Mehrtens yang tampak kurus memegang bendera Bintang Kejora yang dilarang, simbol kemerdekaan Papua Barat, dan diapit oleh pejuang Papua yang mengacungkan apa yang menurut seorang analis adalah senapan serbu buatan Indonesia.

Mehrtens terlihat berbicara di depan kamera, mengatakan bahwa separatis menginginkan negara selain Indonesia untuk berdialog tentang kemerdekaan Papua.

“Jika itu tidak terjadi dalam beberapa bulan, mereka akan menembak saya,” kata Mehrtens dalam video tersebut, yang dibagikan oleh juru bicara pemberontak Papua Sippy Sambom dan diverifikasi oleh Deka Anwar, seorang analis dari Institut Politik yang berbasis di Jakarta. . Analisis Konflik (IPAC).

Kementerian luar negeri Indonesia, militer dan kedutaan Selandia Baru di Jakarta tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pihak berwenang Indonesia sebelumnya mengatakan bahwa mereka memprioritaskan negosiasi damai untuk mengamankan pembebasan pilot Susi Air, tetapi kesulitan mengakses medan dataran tinggi yang terisolasi dan terjal.

Pertarungan sederhana namun semakin mematikan untuk kemerdekaan telah berkecamuk di Papua yang kaya sumber daya sejak secara kontroversial dibawa ke bawah kendali Indonesia dalam pemungutan suara yang diawasi PBB pada tahun 1969.

Konflik telah meningkat secara dramatis sejak 2018, dengan serangan oleh pejuang pro-kemerdekaan menjadi lebih mematikan dan lebih sering, sebagian besar karena mereka mampu membeli persenjataan yang lebih canggih.

Rumianos Wandikpo dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – sayap militer dari Gerakan Papua Merdeka – meminta negara-negara seperti Selandia Baru, Australia dan negara-negara Barat untuk memulai pembicaraan dengan Indonesia dan separatis.

“Kami tidak meminta uang. Kami benar-benar meminta hak kedaulatan kami,” katanya dalam video terpisah.

(Laporan Ananda Theresia; Editing Kanupriya Kapoor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *