Pemerintah membantah klaim ‘Jurassic Park’ di tengah kontroversi seputar proyek Pulau Rinca – Bisnis

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membantah rumor bahwa pemerintah sedang mengembangkan destinasi wisata ala “Jurassic Park” di Pulau Rinca di Kabupaten Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, mengklaim bahwa pembangunan fasilitas baru yang sedang berlangsung adalah usaha publik yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi lokal, serta melestarikan populasi komodo lokal.

Wiratno, Direktur Jenderal Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian, mengatakan proyek tersebut merupakan upaya masyarakat untuk mengintegrasikan berbagai tempat wisata di kawasan tersebut. Ia mengaku tidak akan mempertaruhkan keselamatan satwa endemik di kawasan itu.

“Saya tidak tahu bagaimana caranya [the project] kemudian dianggap sebagai Jurassic Park, ”kata Wiratno dalam diskusi online yang digelar Kementerian Luar Negeri, Rabu.

Media mulai menggunakan istilah “Jurassic Park” tahun lalu setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan pengembangan pariwisata di Pulau Rinca akan seperti wisata “dinosaurus”.

“Proyek itu dijalankan oleh pemerintah, bukan swasta. Kami menginginkan sistem terintegrasi yang memungkinkan [tourists] untuk melihat komodo dengan cara yang canggih. ”

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa proyek yang sedang berlangsung di resor Loh Buaya mematuhi peraturan konservasi dan tidak akan membahayakan keselamatan hewan yang terancam punah.

“Izin lingkungan yang dikeluarkan pada 4 September telah memperhitungkan dampak pembangunan terhadap habitat alami dan perilaku komodo,” kata Wiratno, seraya menambahkan bahwa fasilitas baru tersebut memungkinkan wisatawan untuk melihat satwa tersebut dari jarak yang aman.

Sebelumnya dilaporkan bahwa pemerintah pusat saat ini sedang membangun fasilitas premium di pulau itu, termasuk dek layang untuk melihat komodo, pusat informasi dan penginapan untuk pengunjung dan staf pulau. Itu juga merenovasi dermaga di sepanjang garis pantai pulau.

READ  Dagblad070 | Di Surabaya

Bersama dengan Komodo dan Padar, Pulau Rinca adalah salah satu dari tiga pulau besar yang membentuk Taman Nasional Komodo yang terkenal di dunia.

Wiratno mengatakan pembangunan meliputi 500 hektar lahan Loh Buaya dan sekitar 2,5 persen dari luas pulau 20.000 hektar.

“Pembangunannya terbatas pada areal penggunaan lahan. Kami selalu berhati-hati dalam mematuhi protokol tata ruang taman, ”katanya.

Sebuah foto diposting di akun Instagram @regusoma pada hari Sabtu menangkap seekor komodo yang sedang menghadapi truk proyek di Pulau Rinca baru-baru ini menjadi viral dan menimbulkan kekhawatiran atas kelangsungan hidup komodo di daerah tersebut.

Menurut kementerian, taman tersebut mengerahkan 10 penjaga ke lokasi konstruksi setiap hari untuk memastikan bahwa komodo terhindar dari bahaya.

Perkiraan jumlah komodo di Loh Buaya saat ini sekitar 66 ekor, dimana setidaknya 15 ekor diantaranya sering terlihat berkeliaran di sekitar kawasan pengembangan proyek pariwisata di resort tersebut.

Kawasan resor saat ini ditutup untuk wisatawan hingga akhir Juni tahun depan, saat pembangunan diharapkan selesai.

“Pembangunan sudah mencapai 30 persen,” kata Wiratno.

Sejumlah kelompok masyarakat sipil, termasuk Forum Masyarakat Penyelamat Wisata Manggarai Barat (Formapp Mabar) dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), telah mengkritik proyek pembangunan tersebut, yang menyuarakan keprihatinan atas kemungkinan gangguan pada ekosistem pulau itu.

Direktur Walhi di NTT Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi berpendapat, pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, termasuk di Pulau Rinca, akan berdampak serius bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Umbu mengatakan pembangunan infrastruktur di daerah tersebut dapat mengganggu keanekaragaman hayati, membawa perubahan lanskap dan pencemaran air tanah.

Artikel tentang masalah ini, “Kementerian mengklaim proyek Pulau Rinca tidak akan membahayakan populasi komodo”, diterbitkan pada thejakartapost.com. Klik di sini untuk membaca: https://www.thejakartapost.com/news/2020/10/26/ministry-claims-rinca-island-project-wont-endanger-komodo-dragon-population.html.

READ  Indonesia luncurkan booster COVID-19 setelah memvaksinasi 50% populasi

Unduh aplikasi The Jakarta Post untuk akses berita yang lebih mudah dan cepat:
Android: http://bit.ly/tjp-android
iOS: http://bit.ly/tjp-ios

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *