Manoj Muntashir meminta maaf “tanpa syarat” dengan tangan terlipat;  Netizens memintanya untuk menyumbangkan keuntungan ke ‘Adipurush’ |  kali

Manoj Muntashir meminta maaf “tanpa syarat” dengan tangan terlipat; Netizens memintanya untuk menyumbangkan keuntungan ke ‘Adipurush’ | kali

Pembuat ‘Adipurush’ menghadapi kemarahan penggemar film dan banyak netizen karena penanganan topik dan dialog kontroversial seperti ‘marega bete’, ‘bua ka bagicha hain kya’ dan ‘jalegi tere baap ki’. Film terus berlanjut bahkan setelah sutradara mengubah dan mengubah beberapa dialog. Sekarang, penulis dialog ‘Adipurush’ Manoj Muntashir telah memposting ‘permintaan maaf tanpa syarat’ di media sosialnya dan menerima bahwa film tersebut telah ‘melukai’ perasaan orang. Pernyataannya berbunyi: ‘Saya menerima bahwa perasaan orang telah disakiti oleh Adeporush. Dengan tangan terlipat, saya menawarkan permintaan maaf tanpa syarat. Semoga Prabhu Bajrang Bali membuat kita tetap bersatu dan memberi kita kekuatan untuk melayani sanatan suci dan bangsa kita yang besar, diikuti emoji tangan terlipat. Reaksi banyak orang terhadap postingan Manoj sangat luar biasa dan menjadi viral. Beberapa mendukungnya dengan mengatakan ‘Kabhi Kabhi achche log bhi bhatak jate hain’ dan ‘Galti sabhi se hoti hai par aapne galati sweekar ki ye achchi baat hai’, tetapi banyak yang mengkritiknya karena ‘100 chuhe khake billi haj ko chali’ ‘ perilaku dan meninggalkan komentar Negatif seperti “Ye kam pehle kar lete, to ye naubat na aati”, “Bioskop se utarne ke baad maaf bol rahe ho, tom bohot ghatiya insaan ho” dan “Jangan minta maaf, sumbangkan semua keuntungan dari film ke Gaushalas dan Temple”. ‘. Beberapa waktu lalu Muntashir sempat membela dialognya dengan mengatakan: Hanuman bukan Tuhan tapi hanya juru selamat. Kami menjadikannya Tuhan karena ketulusannya memiliki kekuatan ‘dan’ tidak ada kesalahan. Ini adalah proses pemikiran yang sangat hati-hati dalam menulis dialog untuk Bajrang Bali dan untuk semua karakter. Kami membuatnya sederhana karena kami harus memahami satu hal, jika ada banyak karakter dalam sebuah film, tidak semua orang dapat berbicara bahasa yang sama. Untuk berita dan pembaruan lainnya, pantau terus ETimes.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *