Ketua DPR memberi saran kepada Indonesia tentang pemindahan ibu kota

Ketua DPR memberi saran kepada Indonesia tentang pemindahan ibu kota

Ketua parlemen dari 31 negara dan kepala parlemen dan pemerintah lainnya menghadiri upacara pembukaan sesi ke-144 Majelis Persatuan Antar-Parlemen di Bali, Indonesia, pada hari Minggu, termasuk Ketua Majelis Nasional Korea Park Byung-seog, paling kiri di baris kedua, dan Presiden Indonesia Joko Widodo, keempat dari kiri di kelas satu. [OFFICE OF SPEAKER OF NATIONAL ASSEMBLY OF KOREA]

Ketua parlemen dari 31 negara dan kepala parlemen dan pemerintah lainnya menghadiri upacara pembukaan sesi ke-144 Majelis Persatuan Antar-Parlemen di Bali, Indonesia, pada hari Minggu, termasuk Ketua Majelis Nasional Korea Park Byung-seog, paling kiri di baris kedua, dan Presiden Indonesia Joko Widodo, keempat dari kiri di kelas satu. [OFFICE OF SPEAKER OF NATIONAL ASSEMBLY OF KOREA]

Ketua Majelis Nasional Park Byung-seog mengatakan dalam pertemuan dengan Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Minggu bahwa pengalaman Korea dalam memindahkan ibukota administrasinya dari Seoul ke Sejong dapat dipelajari oleh Indonesia karena mencoba hal serupa.

“Keputusan Korea untuk merelokasi ibukota administratif didasarkan pada alasan untuk mengurangi kepadatan penduduk ibukota dan memajukan pertumbuhan nasional yang seimbang,” kata Park Loidodo dalam pertemuan mereka di Bali International Convention Center, Minggu. “Kami sangat ingin berbagi pengalaman kami dengan Indonesia, karena berencana untuk memindahkan ibu kotanya.”

Park berada di Indonesia hingga Selasa, saat akan menghadiri Sidang Antar-Parlemen (IPU) ke-44 di Bali sebelum mengunjungi Malaysia untuk bertemu Ketua DPR.

Dia bertemu Widodo di gedung konvensi pada hari Minggu setelah upacara pembukaan Majelis IPU. Menurut kantor juru bicara, Park adalah satu-satunya pembicara asing di antara mereka yang ada di majelis yang mengadakan pertemuan terpisah dengan presiden Indonesia.

Widodo mengatakan kepada Park bahwa dia ingin mengunjungi Sejong suatu hari nanti, dan sementara itu dia akan mengirim utusan ke Korea untuk belajar dari pengalamannya, kata kantor juru bicara.

Indonesia mengeluarkan undang-undang pada bulan Januari untuk memindahkan ibu kota administratifnya dari Jakarta ke Kalimantan Timur karena alasan termasuk kelebihan penduduk, pencemaran lingkungan dan konsentrasi kegiatan ekonomi di Jakarta. Pemindahan itu diperkirakan akan memakan waktu 15 hingga 20 tahun.

Korea memindahkan ibu kota administratifnya ke Sejong, daerah yang sebelumnya berada di bawah yurisdiksi Provinsi Yeonggi dan Gongju di Chungcheong selatan, dari tahun 2002 hingga 2012. Ide tersebut pertama kali muncul pada masa pemerintahan Roh Moo-hyun.

Sementara puluhan kementerian telah pindah ke Sejong, Gedung Biru, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan masih berada di pusat kota Seoul.

Presiden terpilih Yoon Seok-yeol berjanji selama kampanye pemilihannya untuk membuka kantor Gedung Biru kedua di Sejong untuk melanjutkan pembangunan Sejong sebagai ibu kota administratif Korea.

Dalam pertemuan itu, Park juga berterima kasih kepada Widodo karena telah memasok urea ke Indonesia selama kelangkaan Korea pada akhir tahun lalu.

Korea dan Indonesia menandatangani perjanjian pada bulan Desember yang memungkinkan negara untuk mengimpor 10.000 ton urea per bulan selama tiga tahun ke depan.

Park mengunjungi Malaysia mulai Rabu. Malaysia saat ini mengoperasikan Putrajaya sebagai ibukota administratifnya, sebuah contoh yang diberikan oleh pemerintah Korea untuk lebih mengembangkan Sejong.

Delegasi Park termasuk Perwakilan Partai Demokrat Kang Joon-hyun dan anggota Partai Kekuatan Rakyat Choi Seung-jae. Delegasi akan kembali pada hari Sabtu.

oleh Esther Chong [[email protected]]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *