4 pria mencoba memasuki kantor mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif di London; Pemimpin PML-N mengklaim bahwa mereka memiliki niat “jahat”

Sekelompok pria tak dikenal yang diduga mencoba masuk ke kantor mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif di London, Inggris, pada hari Jumat, kantor berita ANI melaporkan, mengutip media lokal.

Menurut laporan tersebut, keempat pria itu mencoba untuk mencapai kantor Sharif dengan dalih bertemu dengannya dan ketika keamanan menolak masuk, mereka menjadi “agresif” dan mencoba “secara paksa” untuk memasuki kantornya. Sharif berada di kantornya pada saat kejadian, juga dilaporkan.

Mereka dihentikan di pintu masuk kantor dan ditanya tentang tujuan kunjungan mereka. Mereka mengatakan telah membuat janji dengan Nawaz Sharif, ANI melaporkan, mengutip media lokal.

Pemimpin Liga Muslim Pakistan-Nawaz menyebut insiden itu “pengecut dan menakutkan” dan mengklaim para penyerang mencoba memasuki kantornya dengan niat “menakutkan”.

Dari keempat pria tersebut, tiga orang memakai hoodies dan wajah mereka ditutupi topeng. Orang keempat mengenakan jas dan tanpa masker, menurut laporan ANI.

Keempat penyerang segera melarikan diri dari lokasi konstruksi setelah petugas keamanan memanggil polisi. Polisi setempat telah mendaftarkan kasus pidana terhadap keempatnya.

Maryam Nawaz, putri Sharif dan wakil presiden PML-N, turun ke Twitter untuk mengutuk insiden tersebut. “Mereka yang mempermainkan kehidupan Nawaz Sharif selama penahanannya tidak berhenti … Semoga Tuhan tidak memberikan basis dan musuh pengecut kepada siapa pun,” katanya dalam sebuah posting di situs microblogging.

“Melakukan KEJAHATAN kotor dalam menghadapi frustrasi dan kekalahan politik. Suara rakyat tidak dibungkam oleh penjahat tingkat 3. Nawaz Sharif adalah suara rakyat Pakistan dan tidak sedang dibungkam,” tambahnya dalam tweet berikut .

Shehbaz Sharif, pemimpin oposisi di Majelis Nasional Pakistan, juga mengutuk insiden tersebut. Dia mengatakan para penyerang “tampaknya bersenjata”. Dia juga meminta polisi London untuk menyelidiki masalah tersebut dari semua sudut.

Pada September tahun lalu, Sharif memberikan pidato yang berapi-api menentang dugaan keterlibatan militer Pakistan dalam pemerintahan. Seminggu kemudian, pengunjuk rasa yang mengkritik pidatonya berkumpul di luar apartemen keluarganya di Avenfield House dan mengangkat slogan-slogan yang menentangnya. Mereka juga melemparkan pelecehan dan kata-kata makian, surat kabar harian Pakistan, Dawn melaporkan.

Sharif memberikan sambutan melalui videoconference dari kantornya pada 20 September. Pidato itu juga memicu perdebatan di negara itu tentang dugaan campur tangan militer dalam pemerintahan sipil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *