Sleeper Cell: Bisakah Bakteri Conan Bertahan Hidup di Mars?

Sleeper Cell: Bisakah Bakteri Conan Bertahan Hidup di Mars?

Bahkan di antara pahlawan super bakteri, yang satu ini menonjol.

kesayangan

(Michael J Daley/USU)

Conan the Bacterium memiliki cerita asal yang hebat, lengkap dengan permulaan yang sederhana. Spesies multisel berwarna jingga terang pertama kali menarik perhatian para ilmuwan pada kotoran sapi dan gajah, ketika ia menolak mati dalam proses sterilisasi makanan. Dia kemudian selamat dari pengeboman yang meningkat dengan gelombang radiasi berbahaya dan paparan suhu ekstrem.



Dikenal secara formal sebagai Deinococcus radiodurans — bahasa Latin untuk “berry aneh yang menolak radiasi” — julukannya mengacu pada serial cerita Robert E. Howard tahun 1955, yang juga mengilhami film tahun 1982 karya Arnold Schwarzenegger, Conan the Barbarian.

Ini adalah kisah tentang makhluk kuat yang hidup tanpa aturan kecuali aturannya sendiri. Conan bakteri tampaknya melakukan hal yang sama. Dia bahkan bertahan hidup di luar angkasa.

Pada 2015, peneliti Jepang membawa pelet kering bakteri Deinococcus radiodurans ke luar angkasa, dan menempelkannya di bagian luar Stasiun Luar Angkasa Internasional, diapit di antara lembaran aluminium. Tiga tahun kemudian, mereka menemukan bahwa bakteri itu masih hidup.

Dalam studi berdasarkan percobaan ini, yang diterbitkan pada tahun 2020 di jurnal Frontiers in Microbiology, peneliti Jepang menyimpulkan bahwa panspermia, atau teori bahwa mikroba dapat berpindah dari satu planet ke planet lain, masuk akal.



Sekarang, sebuah makalah oleh para peneliti di Universitas Northwestern, yang diterbitkan di Astrobiology pada bulan Oktober, memberikan rincian lebih lanjut tentang seberapa kuat bakteri ini.

Di laboratorium, Deinococcus radiodurans diuji menggunakan pengeringan (dehumidifikasi), pembekuan, dan simulasi radiasi kosmik, yang semuanya dimaksudkan untuk mensimulasikan lingkungan Mars yang tidak bersahabat.

Hasilnya menunjukkan bahwa bakteri Conan, yang terkubur hanya 10 sentimeter di bawah permukaan Mars, akan bertahan selama sekitar 1,5 juta tahun. Terkubur 10 meter di bawah permukaan, bakteri berwarna labu bisa hidup 280 juta tahun. Para peneliti mengatakan bahwa tes telah membuktikan bahwa beberapa mikroorganisme terestrial dapat hidup di Mars.

Eksperimen juga mengungkap beberapa faktor yang memungkinkan Deinococcus radiodurans bertahan dalam kondisi ekstrem seperti yang mereka alami. Salah satu rahasia yang terungkap adalah mekanisme seluler unik untuk memperbaiki dan melindungi DNA.



Radiodurans Deinococcus sekarang sedang dipelajari untuk kemungkinan aplikasi dalam eksplorasi ruang angkasa dan astrobiologi, rekayasa genetika dan bioteknologi, dan bahkan pengawetan makanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *