Menteri: Indonesia siap memasok baterai mobil listrik ke Amerika Serikat

Menteri: Indonesia siap memasok baterai mobil listrik ke Amerika Serikat

JAKARTA (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan kesediaan Indonesia untuk menjadi pemasok baterai kendaraan listrik (EV) ke Amerika Serikat (AS).

“Indonesia siap bekerja sama dalam pengembangan kendaraan listrik, khususnya sebagai pemasok baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat,” ujarnya saat bertemu dengan Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, di sela-sela Indo-Pacific Economic Pertemuan zona. Pertemuan tingkat menteri The Prosperity Framework (IPEF) di Detroit, Amerika Serikat, menurut informasi yang diberikan di Jakarta, Sabtu.

Dalam pertemuan pada 26 Mei lalu, Hartarto menyatakan Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel yang besar dapat menjadi mitra strategis Amerika Serikat dalam pengembangan kendaraan listrik.

Menurut data USGS, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar, yakni 21 juta ton atau setara dengan 22 persen cadangan dunia. Produksi nikel Indonesia juga menempati urutan pertama, dengan satu juta ton, mengungguli Filipina, dengan 370.000 ton, dan Rusia dengan 250.000 ton.

Menteri Perdagangan AS, Raimondo, memuji dukungan Indonesia dalam Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik dan mengatakan bahwa kerja sama pengembangan baterai kendaraan listrik dapat berdampak signifikan bagi kedua negara, terutama dalam membuka peluang bisnis.

“IPEF dapat menjadi pintu masuk investasi perusahaan AS di Indonesia, khususnya di sektor logam, semikonduktor, dan teknologi tinggi,” ujarnya.

Berita terkait: Kemenkes dorong pendekatan ekonomi sirkular pada aki kendaraan listrik bekas

Menyikapi hal tersebut, Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia telah melakukan berbagai reformasi struktural, salah satunya melalui UU Komprehensif (UU Cipta Kerja) untuk meningkatkan Penanaman Modal Asing (FDI) dan memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri juga membahas implementasi Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat dan peluang untuk mendapatkan keuntungan dari produk mineral penting dari Indonesia.

Hartarto kemudian menekankan perlunya beberapa proyek konkrit dalam pilar ketiga IPEF, antara lain implementasi Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) di kawasan dengan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

Implementasi PGII diyakini akan memberikan dukungan domestik kepada negara-negara peserta untuk memajukan perundingan Pilar III.

Pertemuan tersebut berlangsung dalam rangkaian acara yang dihadiri Hartarto dalam Pertemuan Tingkat Menteri IPEF yang diselenggarakan pada 26-27 Mei 2023 di Detroit, Amerika Serikat.

Berita terkait: Pemilik kendaraan listrik hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk mengisi baterai di stasiun PLN yang baru

Diterjemahkan oleh: Indra Arief P, Resinta S
Editor: Yoni Arisaande Sinaga
Hak Cipta © Antara 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *