Menpora menjamin kesejahteraan pensiunan atlet berprestasi

Namun, kami juga memikirkan kesejahteraan dan pendidikan mereka.

Jakarta (Antara) – Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Zinedine Amali menegaskan, pihaknya akan memastikan pembinaan atlet yang berprestasi di kompetisi internasional setelah pensiun.

Dalam acara bertajuk “Masa Depan Olahraga Indonesia”, Amalie mencatat bahwa kesejahteraan para atlet diatur dalam Great Design for National Sports (DBON) yang diluncurkan pada 9 September 2021.

“Meningkatkan prestasi mereka hanyalah upaya akhir, karena akan melalui proses yang panjang. Namun, kami juga memikirkan kesejahteraan dan pendidikan mereka,” katanya dalam siaran pers, Minggu.

Berdasarkan pengalamannya mengunjungi Pusdiklat, Amalie sering mendapat keluhan dari para atlet yang masih duduk di bangku sekolah baik tingkat junior maupun senior.

Atlet muda mengatakan bahwa mereka masih menerima pelajaran reguler yang sama dengan siswa reguler, sementara juga diminta untuk berlatih setiap hari dan bersaing.

Menkeu mencatat, dalam pelaksanaan DBON, Kementerian juga akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; Kementerian Badan Usaha Milik Negara; Kementerian Dalam Negeri; Serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengatasi kendala yang dihadapi atlet nasional.

Apalagi, Amalie mengungkapkan, para atlet ternama itu juga mendapat jaminan pengangkatan sebagai PNS.

Menkeu mencatat, sekitar 300 atlet yang berprestasi di Asian Games 2018 Jakarta telah diangkat menjadi pegawai negeri sipil di kementerian.

“Namun, bukan berarti mereka harus bekerja di kantor. Atlet boleh terus mengikuti apa yang mereka lakukan, sementara pelatih bisa terus berlatih untuk terus berprestasi. Saya juga berdiskusi dengan mereka tentang topik pensiun mereka jika itu terjadi. tidak mungkin untuk bekerja sebagai karyawan.”

Selain itu, untuk menjamin kesejahteraan para atlet saat memasuki masa pensiun, Kemendikbud siap membantu para atlet yang telah menerima bonus dan reward yang besar untuk mendapatkan penyuluhan keuangan agar mereka dapat mengelola keuangan dengan baik selama masih menjadi atlet aktif.

“Kita beri mereka penasihat keuangan, agar mereka bisa mengatur keuangannya. Uang jangan disia-siakan. Jadi, ketika mereka tidak produktif lagi, mereka tidak kehabisan uang. Namun, terserah mereka untuk memutuskan apakah mereka menginginkan seorang penasihat. Kami tidak akan memaksakannya.”

Berita terkait: Ni Ninja Widiasih Raih Medali Pertama Indonesia di Paralympic Games di Tokyo
Berita terkait: Prestasi bersejarah atlet Erawan menjadi contoh bagi generasi muda: Republik Demokratik Kongo
Berita terkait: Presiden Jokowi resmi keluarkan regulasi tentang DBON

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *