Indonesia harus memiliki setidaknya 310.000 BEV pada tahun 2035: think tank

Jakarta. Menurut think tank National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT), Indonesia akan memiliki setidaknya 310.000 Baterai Kendaraan Listrik (BEV) di jalan pada tahun 2035.

Pusat penelitian yang merupakan bagian dari Institut Teknologi Bandung (ITB), baru-baru ini melakukan studi prognostik terhadap populasi BEV di Indonesia. Menggunakan pemodelan berbasis agen, NCSTT membuat proyeksi populasi BEV dengan tiga skenario – yaitu skenario “agresif”, “optimis”, dan skenario “dasar” yang lebih realistis.

Proyeksi populasi BEV dari NCSTT seperti yang ditunjukkan pada konferensi IEECCE pada 16 Juni 2021. (Screenshot JG / Jayanty Nada Shofa)

“Jika kita melihat skenario agresif hingga 2035, [the number of BEVs] secara kumulatif sekitar 500.000 di Indonesia. Sedangkan skenario dasar 310.000 atau 320.000 unit,” kata perwakilan NCSTT Sigit P Santosa kepada Indonesia Energy Efficiency and Conference and Exhibition (IEECCE), Rabu.

Skenario bullish menunjukkan jumlah BEV di Indonesia dapat mencapai 400.000 pada tahun 2035, kata Sigit.

Perkiraan populasi pengisian EV NCSTT seperti yang ditunjukkan pada konferensi IEECCE pada 16 Juni 2021. (Screenshot JG / Jayanty Nada Shofa)

NCSTT juga telah merilis perkiraan 2035 unit pengisian untuk kendaraan listrik. Di bawah skenario agresif, Indonesia akan menjadi tuan rumah 50.000 unit pemuatan pada tahun 2035. Skenario baseline mengasumsikan bahwa Indonesia akan memiliki setidaknya 30.000 unit pemuatan pada tahun 2035. Dalam skenario optimis, jumlahnya mencapai 40.000 unit pemuatan.

“[For the charging units forecast], kami menggunakan rule of thumb yang dikembangkan di China, Eropa dan Amerika Serikat, sekitar 10: 1 rasio kendaraan listrik dengan stasiun pengisian,” kata Sigit.

Dalam diskusi tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berbagi upaya untuk mempromosikan peralihan ke kendaraan listrik di Indonesia. Menurut Ketua BPPT Hammam Riza, pihaknya lebih fokus pada sistem manajemen stasiun pengisian (CSMS).

“Kami telah menyiapkan beberapa infrastruktur untuk engineering dan clearing technology untuk fast charging station baik roda dua maupun roda empat,” kata Hammam.

“Kami juga mengkaji perkembangan penggerak motor. Kami sangat tertarik untuk mempelajari sistem baterai dan bekerja sama dengan perusahaan negara, ”tambahnya.

Indonesia mengincar kendaraan listrik untuk mobilitas masa depan guna mengurangi emisi CO2. Pemerintah hanya ingin menjual mobil listrik pada 2050.

“Semua sepeda motor yang dijual mulai tahun 2040 ke depan akan bertenaga listrik, sedangkan semua mobil baru yang dijual mulai 2050 dan seterusnya adalah kendaraan listrik,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, Senin, seperti dikutip dari Reuters.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa armada kendaraan di Indonesia mencapai 133 juta unit pada 2019. Sepeda motor masih menjadi favorit masyarakat Indonesia karena mencapai sekitar 112 juta atau sekitar 84,2 persen dari total jumlah kendaraan. Disusul mobil dengan 15 juta unit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *