Ilmuwan Australia menemukan biomarker pada pasien Covid sejak lama

Sydney: Tim peneliti dari University of New South Wales (UNSW) dan St Vincent’s Hospital di Sydney telah menemukan biomarker yang jelas pada pasien yang sudah lama menderita penyakit Covid.

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Immunology, Jumat, menggunakan data yang dikumpulkan dari pasien yang tidak divaksinasi di Rumah Sakit St Vincent yang terjangkit tipe alfa selama gelombang pertama epidemi di Australia pada awal 2020, kantor berita China Xinhua melaporkan.

Studi ini menjelaskan dampak jangka panjang Covid-19 pada sistem kekebalan melalui analisis di laboratorium, kata Chansavath Phetsuphanh, peneliti senior di Institut Kirby di Universitas New South Wales dan penulis utama makalah tersebut.

“Kami menemukan bahwa ada peradangan yang signifikan dan persisten yang menunjukkan aktivasi berkepanjangan dari respons sistem kekebalan yang terdeteksi setidaknya selama delapan bulan setelah infeksi awal,” tambah Vetsovanne.

Dari 62 pasien Covid yang mengikuti penelitian, 30 persen menunjukkan beberapa gejala Covid yang berkepanjangan.

Mereka menemukan bahwa pasien yang memiliki penyakit Covid yang lama memiliki biomarker infeksi yang menghilang pada pasien yang telah pulih sepenuhnya dari penyakit tersebut.

“Ini adalah sifat biologis yang dapat membantu kami mengidentifikasi kondisi medis dengan cara yang akurat dan dapat direproduksi,” kata Vetsovana.

Menariknya, penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat keparahan pengalaman seseorang dengan Covid-19 tidak menunjukkan hubungan dengan berkembangnya gejala jangka panjang yang terlihat pada Covid-19 yang berkepanjangan.

Untuk mendukung temuan ini, salah satu peserta penelitian, Doris Gall, menceritakan secara langsung pengalamannya yang panjang dengan Covid.

“Cedera awal saya sangat ringan, tetapi gejala Covid jangka panjang saya signifikan. Saya kehilangan kemampuan untuk memahami cara saya memahami sebelum saya menderita Covid,” kata Gal.

Membuktikan dasar biologis Covid begitu lama tidak hanya akan membuka jalan untuk mengobati dan memantau kondisinya, tetapi juga, untuk pasien seperti Gal, telah mengkonfirmasi dasar biologis untuk efek penyakit yang berkelanjutan.

Para peneliti mengatakan studi baru diperlukan untuk melihat apakah efek berkepanjangan dari Covid lebih ringan atau lebih jarang pada mereka yang telah divaksinasi atau menggunakan varian yang berbeda, seperti Omicron alternatif yang sekarang populer.

Kami akan melanjutkan analisis kami dalam menanggapi gelombang Omicron. Sementara itu, dengan begitu banyak hal yang tidak diketahui dengan Covid dan Long Covid, kami harus melakukan segala yang kami bisa untuk mengurangi penularan, ”kata Direktur Institut Kirby Anthony Kelleher.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *