Dampak Idul Fitri terhadap pariwisata di daerah

Dampak Idul Fitri terhadap pariwisata di daerah

Jakarta (Antara) – Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 22 April 2023 menimbulkan harapan akan adanya perubahan positif di sektor pariwisata Indonesia.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan tanggal 19, 20, 21, 24, dan 25 April sebagai hari libur bersama untuk mendukung masyarakat merayakan hari raya tersebut.

Pemerintah memperkirakan jumlah perjalanan wisatawan domestik selama libur lebaran mencapai 300 juta hingga 350 juta.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Ono menegaskan, cuti dan liburan bersama Idul Fitri akan dimanfaatkan secara optimal, dengan 25 persen dari target 1,2 miliar hingga 1,4 miliar perjalanan wisatawan domestik untuk tahun 2023 diharapkan dapat tercapai selama eksodus Idul Fitri.

Selama masa liburan, beberapa daerah di Indonesia mencatat kenaikan jumlah pengunjung sekaligus pendapatan dari sektor pariwisata. Hal ini menjadi kabar baik bagi pemerintah provinsi, mengingat selama Idul Fitri terjadi penurunan tajam jumlah kunjungan wisatawan akibat pandemi COVID-19.

Bahkan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mematok target tinggi kunjungan wisatawan pada periode hari raya tahun ini. Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaleddin Maladi mengatakan, pihaknya menargetkan bisa mencapai dua juta kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Pemprov NTB optimistis target tersebut akan tercapai seiring dengan pulihnya sektor pariwisata pascapandemi.

Meski rincian kenaikan jumlah wisatawan terus berlanjut, Maladi melaporkan jumlah penumpang di Bandara Internasional Zinedine Abdul Majeed meningkat hingga 16 persen.

Tempat wisata di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, tercatat mengalami peningkatan jumlah pengunjung saat libur lebaran tahun ini. Dari 21-25 April saja, jumlah pengunjung objek wisata kota itu mencapai 67.058 orang. Mereka telah menyumbang lebih dari 1,4 miliar rupee untuk pendapatan daerah kota.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Bukittinggi, Rofie Hendria, tempat wisata utama di kota ini adalah Taman Lubang Jepang (Terowongan Jepang), Benteng Fort De Kock dan Kebun Binatang Kinantan Bukittinggi.

Daerah lain di Sumbar yang mendapat manfaat dari libur Idul Fitri adalah Tanah Datar. Akibatnya, tingginya jumlah kunjungan wisatawan di daerah tersebut menyebabkan peningkatan hunian di homestay.

Seorang pejabat dari Asosiasi Tanah Datar (Ishtar), Andhra, melaporkan bahwa selama liburan Idul Fitri 2023, jumlah pengunjung meningkat hingga 300 persen dibandingkan hari biasa.

Kenaikan tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi para pelaku usaha homestay di Tanah Datar karena bisa mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Andhra melaporkan, peningkatan kunjungan homestay mulai terjadi pada 20 April lalu. Rata-rata setiap homestay dihuni 25 orang per malam, dan tarif terendah Rp 300.000 per malam.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Tanah Datar, Hendri Agung Andrianto, Istanu Pasa Pagaruyong menjadi daya tarik wisata utama di daerah itu saat libur lebaran tahun ini.

Dari 21 April hingga 24 April, total kunjungan wisatawan ke kawasan Tanah Datar mencapai 42.357.

Jawa Timur juga mencatat peningkatan jumlah wisatawan. Di salah satu objek wisata andalannya, Telaga Sarangan, Magitan, jumlah pengunjung sudah melebihi 70.000 orang.

“Berdasarkan data yang ada, selama libur Lebaran 2023 dari tanggal 19 April hingga 26 April, jumlah kunjungan ke kawasan objek wisata Telaga Sarangan melebihi 70.000,” kata Joko Trihono, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan, Magetan. , Jawa Timur, Rabu (26/4).

Rata-rata jumlah pengunjung per hari selama liburan Idul Fitri lebih dari 10.000, dan naik menjadi 20.500 selama puncak 24 April.

Jumlah pengunjung tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada hari-hari biasa di akhir pekan yang hanya sekitar 2.000 hingga 3.000 pengunjung.

Jaminan keamanan

Untuk memaksimalkan pengelolaan pengunjung di Telaga Sarangan, Pemerintah Kabupaten Magetan telah melakukan penataan jalan masuk bagi kendaraan roda dua dan roda empat. Jalan masuk juga ditutup sementara saat jumlah pengunjung Telaga Sarangan mencapai lebih dari 15.000 orang.

Menurut Trihono, kebijakan penutupan sementara itu dilakukan dua kali dengan tetap memperhatikan kenyamanan wisatawan di objek wisata tersebut.

Sejauh ini, cara yang bertujuan mengalihkan wisatawan ke tempat wisata lain di sekitar Sarangan itu telah membantu mengurangi kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan di lereng Gunung Lawo.

Harapannya, tidak hanya Telaga Sarangan yang mengalami peningkatan pengunjung, tapi juga objek wisata lain di kawasan Gunung Law.

Selain kenyamanan, keamanan juga menjadi fokus pemangku kepentingan selama masa liburan. Misalnya, Polres Jepara, Jawa Tengah, telah melakukan patroli keamanan di kawasan objek wisata Pantai Teluk Aur.

Polres Jepara bertujuan untuk memastikan situasi tetap aman dan telah mengimbau pengunjung untuk berhati-hati di pantai.

Kondisi cuaca yang tidak pasti mempengaruhi gelombang laut, membuatnya sangat tinggi. Oleh karena itu, Polres Jepara bertugas untuk memberikan peringatan kepada pengunjung terutama untuk menjaga anaknya, kata Kapolres Jepara Sri Retno B.

Mengamankan jalur wisata merupakan salah satu tugas utama petugas keamanan selama masa libur Idul Fitri. Tingginya jumlah pengunjung menyebabkan kemacetan di situs-situs kecil.

Dengan manfaat yang dibawa oleh sektor pariwisata ke daerah, pemangku kepentingan terkait perlu memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan sebagai bagian dari tanggung jawab mereka untuk melayani masyarakat.

Berita terkait: Jabar tingkatkan publikasi kesehatan mudik Lebaran cegah penyebaran novel coronavirus
Berita terkait: Asah keterampilan sebelum mencari pekerjaan di kota baru: Menteri

Ditulis oleh Roy Rosa, Raka Aji
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © Antara 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *