Video tersebut menampilkan letusan Gunung Sinabung Indonesia tahun 2018, bukan “Gunung Merapi tahun 2023”.

Video tersebut menampilkan letusan Gunung Sinabung Indonesia tahun 2018, bukan “Gunung Merapi tahun 2023”.

Hak Cipta © AFP 2017-2023. Seluruh hak cipta.

Sebuah video Gunung Sinabung meletus pada 2018 di Indonesia telah ditonton jutaan kali, bersama dengan klaim palsu yang menunjukkan Gunung Merapi di Nusantara meletus pada Maret 2023. Rekaman yang beredar online sejak Februari 2018 itu sesuai dengan gambar Google Street view sebuah daerah dekat Sinabung di Pulau Sumatera. Kepala pos pemantauan gunung berapi mengatakan kepada AFP bahwa letusan Sinabung tahun 2018 dapat terlihat.

“Ya Tuhan… Sabtu, 11 Maret 2023. Pukul 12.12, Gunung Merapi meletus. Semoga orang-orang terdekat selamat dan sehat… Aamiin,” bunyinya dalam bahasa Indonesia menciak diterbitkan pada 11 Maret 2023.

Video berdurasi 30 detik – dilihat lebih dari 1.600 kali – menunjukkan gunung berapi mengeluarkan asap tebal dan abu abu-abu.

Tangkapan layar dari postingan yang salah diambil pada 29 Maret 2023

Itu dirilis beberapa jam setelah Gunung Merapi di pulau Jawa Indonesia pecah pada 11 Maret 2023, memuntahkan abu yang menutupi desa-desa sekitar.

Video tersebut telah ditonton lebih dari 1,6 juta kali setelah dibagikan di Twitter bersama dengan klaim serupa Di Sinidi Facebook Di Sini Dan Di Sinidi Youtube Di Sinidan Tiktok Di Sini Dan Di Sini.

Posting serupa juga beredar dalam bahasa Inggris di seluruh dunia, termasuk di Singapura, India, Australia, Nigeria Dan Amerika Serikat.

Video tersebut muncul dengan klaim palsu yang serupa Melayu, Perancis, Belanda, Orang Spanyol Dan Portugisdengan lebih dari lima juta tampilan.

Erupsi Gunung Sinabung

Menemukan pencarian gambar terbalik dari bingkai utama video menggunakan alat verifikasi InVID-WeVerify Itu rekaman sedikit lebih lama.

Itu diposting oleh Sutopo Purwo Nugrohoalmarhum juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia, di akun Twitter resminya pada 19 Februari 2018.

“Letusan dahsyat Gunung Sinabung,” cuitnya dalam bahasa Indonesia. “Tinggi kolom mencapai 5 km, disertai aliran piroklastik yang mencapai 4,9 km.

“Suara gemuruh. Ini pertama kalinya sejak 2014-2018 letusan disertai suara gemuruh. Tidak ada korban jiwa. Semua warga di zona merah sudah lama dievakuasi.”

Pada hari yang sama, AFP dilaporkan dalam letusan Gunung Sinabung, gunung berapi aktif di pulau Sumatera, Indonesia.

Putra yang malangKepala Pos Pemantauan Gunung Sinabung Pusat Vulkanologi dan Kesiapsiagaan Bencana Geologi (PVMBG) Indonesia, mengatakan kepada AFP bahwa klip itu menunjukkan “letusan Sinabung pada 2018.”

Pada tanggal 19 Februari 2018 juga Putra Diposting dua video Gunung Sinabung meletus di akun Facebooknya.

Kedua klip tersebut, diambil dari sudut yang berbeda, menunjukkan kolom asap yang sesuai dengan video yang dibagikan di postingan yang salah.

Berikut perbandingan screenshot video di postingan palsu (kiri atas), video asli yang diposting oleh Sutopo (kanan atas), dan salah satu video erupsi Sinabung yang diposting oleh Putra (bawah).

Perbandingan screenshot video di postingan palsu (kiri atas), video asli yang diposting oleh Sutopo (kanan atas) dan salah satu video erupsi Sinabung yang diposting oleh Putra (bawah)

Pada 29 Maret 2023, Putra juga mengatakan kepada AFP bahwa video yang dibagikan di postingan yang salah diambil berdasarkan fitur fisik tanah di sebuah jalan. Kecamatan Naman Teransekitar enam kilometer (3,7 mil) dari puncak Sinabung.

Gambar Google Street View sesuai langsung dengan landmark yang ditampilkan dalam video.

Di bawah ini perbandingan tangkapan layar video di postingan palsu (kiri) dan gambar Google Street View (kanan):

Perbandingan tangkapan layar video di unggahan menyesatkan (kiri) dan gambar Google Street View (kanan)

Indonesia yang terletak pada sabuk aktivitas vulkanik dan seismik tinggi yang dikenal sebagai “cincin Api“, memiliki hampir 130 Gunung berapi aktif.

Letusan gunung berapi di negara Asia Tenggara itu kerap memunculkan klaim palsu, sebagaimana dibantah oleh AFP di sini, di sini, di sini, dan di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *